First Posting 2012

Happy New Year 2012 !!! Mungkin tulisan ini sudah cukup telat. Tetapi biarlah, lebih baik daripada tidak dituliskan sama sekali. Hehe. Dalam postingan pertama di tahun 2012 ini, Ifora Mana akan menceritakan sedikit kisah perjalanan alias “mbolang” ke Bondowoso.

Seputar Komet

Mungkin kita pernah mendengar kata “bintang berekor“, namun apakah arti sebenarnya dari kata tersebut ? Mungkin ada yang menjawab bahwa arti dari kata tersebut ialah bintang yang mempunyai ekor sangat panjang.

Pesona Ranu di Lumajang

Hey, sobat semua. Sekarang admin mau berbagi terkait perjalanan liburan di Lumajang yang cukup seru. Perjalanan dimulai dari Jember menuju Lumajang yang berjarak tempuh sekitar 72 km.

Masyarakat Semakin Sadar Konservasi Sumber Daya Air Semakin Lancar

Apa itu air? Mungkin apabila kawan blogger ditanya hal tersebut, pasti akan banyak jawaban yang diungkapkan. Mulai dari definisi sempit hingga definisi dalam arti luas.

Saya, Internet dan Gaya Hidup : Dari GAPTEK hingga BISA tapi tidak MAHIR..

Berawal dari sebuah desa di Sumberbaru, Jember yaitu Desa Pringgowirawan. Desa yang sangat sepi dari geliat berbagai hal. Bahkan pada malam hari pun tak tampak aktivitas berarti di desaku ini.

17 Mei 2014

Pentingnya "Menyamakan Frekuensi"

Beberapa hari ini, kampus saya sedang disemarakkan oleh kegiatan Expo tahunan. Dan sebagai salah satu pegiat paguyuban daerah, paguyuban saya pun ikut serta di even Expo ini. Beberapa rencana sudah disusun. Mulai dari stan diisi dengan makanan khas Jember, dekorasi hingga keperluan sound system sudah disiapkan. Tak lupa pula jaket paguyuban yang sudah dipesan kurang lebih sebulan yang lalu. Jaket ini memang ditargetkan jadi saat Expo ini digelar. Tujuannya ya agar lebih semarak dan tentunya bisa sebagai bentuk kekompakan.

Nah, tulisan ini berawal dari pemesanan jaket tersebut. Ada cerita menarik yang bisa jadi pembelajaran bersama. Jaket paguyuban kami sudah dipesan awal April lalu pada seseorang (anggap saja X) oleh teman saya. Persetujuan pun dibuat, DP diberikan dan disanggupi selesai tanggal 29 April kemarin. Awalnya semua berjalan biasa saja hingga pada H-2 target selesai, kami diminta melunasi dulu karena pihak X memerlukannya untuk bayaran pekerjanya. Teman saya yang menjadi negosiator mendapat dua opsi untuk hal ini. Pertama, uang dilunasi dan jaket selesai sesuai janji awal. Namun bila tidak dilunasi hari itu juga, jaket akan selesai 4 hari kemudian alias mundur. Dan disepakati opsi pertama walaupun belum lunas total. Pihak X pun tetap setuju jaket selesai sesuai jadwal awal. Sembari menunggu, kegiatan Expo pun tetap berlangsung walau tanpa kehadiran jaket yang baru pertama kali ada di paguyuban kami ini. Hingga hari H, kabar mengejutkan datang. Jaket belum selesai. Pihak X memberikan alasan listrik sering mati dll, hingga muncul janji lagi 2 jaket diserahkan dulu kamis kemarin agar bisa dipakai dulu di Expo. Kami pun masih bisa bersabar. Saat hari H, akhirnya saya sendiri yang menghubungi langsung pihak X. Lagi-lagi pihak X menyanggupi diantarkan ke tempat Expo malam harinya. Saya pun bisa sedikit lega. Hingga sampai malam hari, tiba-tiba saya mendapat SMS bahwa pihak X tidak bisa mengantarkan karena ada urusan mendadak dan berjanji diantarkan hari ini. Lagi-lagi, pihak X menawarkan komitmen bila hari ini tidak jadi lagi maka sisa pembayaran dianggap lunas. Saya pun hanya bisa menghela nafas walaupun ada sedikit rasa jengkel dalam hati. Dan tepat sore hari ini akhirnya saya mendapat SMS lagi bahwa jaketnya tidak bisa diantarkan karena ada urusan mendadak lagi. Semakin jengkel lah saya. Saya pun sempat berpikir urusan semendadak apa yang dilalui pihak X ini hingga menunda janjinya sendiri. Setelah sedikit kroscek lewat SMS dia pun membalas, " ... Soalnya dari kemaren itu urusan saya besukin ayah sahabat saya yg lagi sakit, dan hari ini meninggal. Makanya saya bilang klo hari ini gak bisa ketemu.... "

Hal inilah yang sering kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh langsung menghakimi seseorang ketika orang tersebut berbuat salah, padahal kita sendiri pun belum tahu apa inti masalahnya. Alhasil timbul perpecahan yang kadang berujung pada petaka. Selain itu juga masih banyak contoh lain dalam kehidupan bermasyarakat yang intinya sama yaitu saling menghakimi tanpa tahu pokok permasalahannya. Lantas penyebabnya apa? Belum menyamakan frekuensi berpikir. Ibarat mendengarkan radio, bila frekuensi di radio kita tidak sama dengan frekuensi stasiun radio A, maka jelas kita tidak akan mungkin mendengar siaran stasiun radio A. Hanya suara gemerisik atau suara stasiun radio lain yang terdengar di radio kita. Namun bila sudah satu frekuensi, maka kita akan bisa mendengar siaran stasiun radio A dengan sangat jelas. Begitulah ketika dua pihak belum satu frekuensi dalam menghadapi masalah, dapat dipastikan ada satu pihak yang merasa dirugikan dan "merugikan" ini akibat sudut pandangnya sendiri atau pun akibat mendengar "siaran" orang lain. Namun ketika dua pihak sudah satu frekuensi, seberat apapun masalahnya, sedikit kemungkinan ada pihak yang masih merasa dirugikan. 

17:15 WITS
2 Mei 2014
Salam Ifora,

12 Mei 2014

Sekali Jalan, Beribu Nasehat Didapatkan

Perjalanan balik dari kampung halaman beberapa hari yang lalu, terus menyisakan arti mendalam bagi diri saya. Tidak hanya karena dapat berjumpa dengan orang tua dan keluarga, perjalanan balik ke kota perjuangan yang saya lalui pun memberikan kesan yang mendalam dan tentunya bermanfaat. 

Kisah ini bermula ketika saya ditakdirkan oleh Allah SWT duduk di samping seorang ibu cukup tua dalam kereta yang saya naiki saat itu. Seperti biasa, obrolan terjadi dengan sendirinya saat beliau menanyakan tujuan saya kemana. Percakapan lainnya pun seketika bermunculan. Memang awalnya hanya menanyakan seputar kegiatan saya sekarang. "Di Surabaya kerja ?" tanya beliau. Saya jawab," Masih kuliah bu". Akhirnya arah pembicaraan pun menuju seputar pendidikan. Hingga akhirnya beliau menceritakan ketiga putrinya yang sekarang sudah bekerja di beberapa tempat. Saya sempat takjub dengan c
erita beliau yang mengisahkan bagaimana beliau berusaha sekuat tenaga bersama suami untuk bisa menyekolahkan ketiga putrinya. Suami beliau pekerja administrasi di sebuah perusahaan swasta sedangkan beliau sendiri hanya ibu rumah tangga yang nyambi melayani pemesanan kue dan sejenisnya. Ketiga putrinya sendiri sudah bekerja dan berkeluarga semua. Dan yang membuat saya takjub lagi, Ibu tersebut mengatakan bahwa ketiga putrinya memiliki IPK yang sangat baik. Disebutkannya bahwa putri pertama dan kedua ber IPK kisaran 3,9 dan yang bungsu kisaran 3,7. Saya pun hanya bisa mengatakan WOW dan berpikir di benak saya, "saya sendiri saja masih belum pernah sampai segitu, ckck". Kemudian dengan begitu bersemangatnya, beliau juga menceritakan kehidupan ketiga putri beliau tersebut mulai dari awal kuliah hingga bisa mencapai pekerjaan sebagai akuntan. Selain itu, banyak hal lain yang beliau nasehatkan kepada saya. Beberapa petikan kata-kata beliau yang saya tangkap sebagai berikut,

"Pokoknya ya dek, kalau kuliah yang bener.  Orang tua itu sudah bersusah payah untuk membiayai kuliahmu"
"Jangan lupa ibadahnya dek. Sering-sering sholat malam, sholat dhuha dan lain-lain. Insya Allah selalu diberi kemudahan oleh Allah SWT"
"Kalau sudah kerja, jangan lupa dengan orang tua. Usahakan semampu kita membahagiakan beliau. Dan pastikan gaji pertama kita itu untuk orang tua"
"Jangan lupa minta doa dari orang tua. Insya Allah kalau orang tua meridhoi, semua akan jadi mudah"

Beberapa nasehat beliau tersebut membuat saya ingat dengan orang tua saya di rumah. Saya membayangkan pasti orang tua saya juga berbuat yang terbaik untuk saya sebagaimana ibu tersebut lakukan untuk ketiga putrinya. Sangat tidak terpuji bila saya hanya menghabiskan kuliah saya untuk bermalas-malasan. Seketika itu saya pun seperti diberi kobaran semangat lagi untuk beraktivitas dan lebih bermanfaat. Hingga akhirnya pembicaraan kami pun terputus, karena kereta sudah tiba di tujuan akhir saya, Surabaya. Saya langsung pamitan dengan ibu tersebut seraya mengucapkan terima kasih. 

Banyak hal dan mungkin bahkan beribu nasehat saya dapatkan (beberapa diantaranya saya muat di atas). Satu poin penting saya dapat saat itu adalah semua orang tua pasti mengharapkan yang terbaik untuk putra-putrinya dan tentunya beliau akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai hal tersebut walau terkadang dengan hal yang berbahaya sekalipun. Dan sudah seharusnya sebagai putra-putri beliau, kita harus berusaha sekuat tenaga pula untuk membahagiakan dan mewujudkan harapan orang tua. 
Yap, tetap semangat dan terus berprestasi.. 

Salam Ifora
Surabaya, 12 Mei 2014
22:28 WITS

22 Apr 2014

Mulai Kembali !!!

Sumber : iwok.blogspot.com

Entah ada angin apa, atau bahkan badai apa akhirnya saya kembali melirik blog lama ini. Blog yang awalnya saya dedikasikan untuk diikutkan lomba saja ini semakin lama semakin mengusik hati saya, serasa minta diaktifkan kembali dan meminta diperlakukan lebih. Ya, waktu 9 bulan lebih sejak postingan terakhir saya tulis bukanlah waktu yang singkat untuk menggambarkan betapa tidak produktif nya saya dalam menulis, hehe. Ya semoga saja ke depannya ketidakproduktifan ini dapat berubah menjadi kalimat yang lebih positif. Amin.

Menulis hal yang bermanfaat itu penting. Setidaknya begitulah yang saya dapat dari beberapa buku yang sempat saya baca, khususnya terkait buku motivasi. Sejak zaman Nabi hingga sekarang pun, peradaban maju akibat ada orang-orang yang menyisihkan waktunya untuk menulis, entah itu menulis firman Allah SWT, sabda Rasulullah SAW, ilmu yang bermanfaat hingga menuliskan detik demi detik alur kehidupan. Bayangkan bagaimana kita bisa mengetahui sejarah apabila ketika itu tidak ada yang menuliskannya dalam bentuk tulisan. Bayangkan bagaimana kita bisa mengetahui Hukum Newton pada beberapa abad yang lalu apabila di saat itu semua orang malas untuk menulis. Memang sungguh berharganya arti sebuah tulisan apalagi tulisan tersebut mengandung suatu hal yang bermanfaat di kemudian hari...


Nah, dari sedikit pemikiran  tersebut, saya pun ingin meneruskan kebaikan tersebut dengan memberikan suatu manfaat untuk masyarakat luas entah di masa sekarang ataupun masa depan dengan goresan tulisan saya di dalam blog ini. Dan tentunya lebih dari sekedar untuk diikutkan dalam lomba. hehe. Dan memang masih dalam bentuk tulisan di blog, belum dalam bentuk buku yang laris manis di pasaran. Tetapi ya semoga saja di 5-10 tahun yang akan datang saya bisa menyumbangkan pemikiran saya dalam bentuk buku yang tentunya bermanfaat seperti kisah kehidupan seorang Dahlan Iskan yang dituliskan dalam koran nasional dan akhirnya malah diterbitkan menjadi sebuah buku. Allahu a'lam. 
Yap, sekian saja postingan pembuka di tahun ini, semoga penulis dapat selalu istiqomah menuliskan pengalamannya di sini.. Amin... 

Salam Ifora !!!
22 April 2014 - 23.45 WITS