26 Des 2010

Seputar Komet





Komet


Mungkin kita pernah mendengar kata “ bintang berekor “ , namun apakah arti sebenarnya dari kata tersebut ? . Mungkin ada yang menjawab bahwa arti dari kata tersebut ialah bintang yang mempunyai ekor sangat panjang dan mungkin juga ada yang menjawab bahwa “ bintang berekor “ ialah salah satu anggota tata surya . Apakah arti sebenarnya dari bintang berekor tersebut ?
Bintang berekor atau yang biasa disebut dengan komet ialah salah satu anggota tata surya yang terdiri dari ratusan milyar benda – benda berupa batuan es , debu dan gas yang membeku. Sebenarnya komet terdiri dari bongkahan salju kotor berasal dari pinggiran tata surya yang karena gangguan tertentu mendekati matahari. Dengan adanya kombinasi tekanan radiasi dan lontaran angin matahari akhirnya terlihat seperti bintang berekor karena membubuskan materi. Melihat hal ini, maka sepanjang jejaknya penuh materi dan kalau bumi masuk ke jejak tersebut dapat menyebabkan hujan meteor. Nama “ komet “ sendiri berasal dari Bahasa Latin “ stella cometa “. Nama lain dari komet ialah lintang kemukus, bintang sapu, bintang berasap, bahkan si rambut gondrong .
Komet atau bintang berekor adalah anggota Tata Surya yang mempunyai orbit hiperbola. Ekornya kian panjang bila mendekati Matahari. Begitu panjangnya hingga bisa mencapai 150 juta kilometer, atau sejauh jarak Bumi-Matahari atau biasa dinamakan 1 Satuan Astronomi (SA). Dengan begitu komet bisa dibilang anggota Tata Surya terbesar.
Di sisi lain ada arti tersendiri dari komet jika dihubungkan dengan masa lampau . Salah satunya ialah adanya kepercayaan yang mengaitkan kedatangan komet dengan munculnya bencana, seperti wabah, peperangan, dan paceklik. Dalam rekaman Babad Tanah Jawi dikisahkan pertarungan keris pusaka Kyai Sangkelat dan Kyai Condongcatur milik kerajaan Majapahit. Ternyata, Kyai Condongcatur kalah dan ujung kerisnya patah. Kemudian oleh Prabu Brawijaya, Raja Majapahit waktu itu, keris itu diperbaiki dengan cara ditempa. Sesaat akan dipalu, Kyai Condongcatur melesat ke langit, berubah menjadi komet dan mulai melakukan balas dendam dengan menurunkan bencana.
Beberapa contoh yang mengaitkan komet dengan bencana adalah peristiwa kedatangan Komet Ikeya-Seki pada tahun 1965 dengan G30S PKI. Lalu, kejatuhan kerajaan Normandia pada tahun 1066 oleh kerajaan Inggris.





Komet Kahoutek
KETERKAITAN KOMET DENGAN ASTEROID
Keberadaan komet di atas memunculkan pemikiran bahwa antara komet dengan asteroid memiliki hubungan yang dekat. Berbeda dengan pandangan konvensional yang membedakan secara tegas yaitu bahwa komet tersusun dari materi es, mudah menguap (volatile, serta labil. Sedangkan asteroid tersusun dari material padat /getas dan kering. Kedua anggota tata surya itu memang berukuran kecil dalam orbit puluhan km, kecuali beberapa asteroid raksasa yang berukuran ratusan km. Komet terbentuk di lokasi yang lebih jauh (di luar orbit Neptunus) dibandingkan lokasi pembentukan asteroid.
Namun, ukuran komet akan berubah seiring peredaran komet mengitari Matahari. Komet akan mengembang sangat besar ketika mendekati Matahari. Materinya terpanaskan, tersublimasi dari es menjadi gas, lantas melontarkan gas dan debu dalam bentuk ekor yang mencapai panjang ratusan juta km. Ketika menjauh Matahari, sublimasi berhenti, dan es kembali membeku untuk menunggu saat mendekati matahari kembali.
Boleh jadi, dalam evolusinya ada komet yang ‘terjebak’ dan masuk dalam sabuk asteroid. Hingga struktur fisis dan kimiawi materinya berubah. Komet telah mati, menjadi layaknya asteroid. Berbeda dengan (pengertian) komet, objek dalam sabuk asteroid berorbit lingkaran, kering, tanpa ada es atau berupa batuan.
Namun penemuan komet di sabuk asteroid memaksa kita untuk mendefiniskan ulang pengertian komet dan asteroid yang berpijak pada pengertian di atas. Konsekuensinya, komet di sabuk asteroid juga menyatakan bahwa ternyata ada asteroid yang masih mengandung es.






ASAL USUL & PERJALANAN KOMET

Penampakan Komet di Bumi
Kehadiran ilmu pengetahuan modern menjadikan manusia bisa memandang kedatangan komet secara rasional. Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah dari mana asalnya komet itu?
Adalah seorang astronom Belanda, Jan Oort mengemukakan teori bahwa Tata Surya dikelilingi awan dengan jari-jari antara 50.000 SA-100.000 SA. Awan ini tersusun dari materi berukuran kecil yang menjadi tempat pembentukan dan kemunculan komet. Untuk menghormati Jan Oort, awan itu lalu dinamai Awan Oort, dengan perkiraan populasi komet sekitar seratus triliun dan bermassa total 10-100 kali massa Bumi. Akibat gangguan bintang-bintang sekitar Matahari terhadapnya, sebagian materi awan jatuh ke bidang Tata Surya, selanjutnya tertarik oleh gravitasi Matahari dan bergerak ke pusat Tata Surya.
Fred L Whipple, astronom dari Universitas Harvard, mengusulkan pertama kali di tahun 1950 mengenai struktur komet yang berupa gumpalan es kotor (Dirty Snowballs) berdiameter 1-10 kilometer karena tersusun dari beragam senyawa seperti karbondioksida, sianida, amonia, metana, air, serta berbagai macam logam yang bercampur dengan debu dan batuan.
Ketika komet bergerak mendekati Matahari pada jarak kurang dari 3 SA, muncullah selubung gas dan debu yang berukuran 100.000 hingga 1 juta kilometer, yang dinamai Coma. Dalam bahasa latin Coma berarti 'rambut'. Dari kata inilah sebutan komet berasal. Gas dalam Coma beragam seperti CO, CO, HCN, CH, CN, air dan formaldehid. Coma ini diselubungi oleh awan hidrogen berukuran jutaan kilometer yang muncul dari disosiasi radikal hidroksil (OH) akibat radiasi Matahari pada materi yang ada di Coma.
Saat jarak komet kian dekat ke Matahari muncullah ekor komet akibat partikel-partikel yang dipancarkan Matahari (embusan angin Matahari) menguapkan materi yang menyelubungi inti komet. Ada dua jenis ekor Matahari, yaitu ekor ion yang arahnya selalu menjauhi Matahari (segaris arah Matahari-komet), dan ekor debu yang berarah melengkung ke Matahari, akibat tarikan gravitasi Matahari. Meskipun ekor itu sedemikian panjang, kerapatannya amat kecil, bahkan lebih kecil dari kerapatan ruang hampa yang mampu dibuat di Bumi.
Semakin dekat ke Matahari, maka ekor komet kian panjang. Materi yang hilang pun kian banyak. Sebaliknya, ketika menjauhi Matahari, ekor komet memendek. Komet pun kembali ke bentuk semula, namun dengan massa yang telah berkurang, ketika berada jauh dari Matahari menuju ke tempat asalnya.
Namun, tidak semua komet memiliki nasib seperti itu. Ada komet yang ditakdirkan hancur akibat gravitasi Matahari seperti Komet West yang ditemukan pada tahun 1976. Selain gravitasi Matahari, juga ada yang tertarik oleh gravitasi planet raksasa, Yupiter, yaitu Komet Halley. Komet yang terkenal ini dihitung elemen orbitnya oleh astronom Inggris, Edmund Halley, pada tahun 1705 dan ditemukan periode orbitnya yaitu setiap 76 tahun sekali. Komet yang juga mengitari planet raksasa akan memiliki bentuk orbit yang amat eksentrik, kelengkungannya besar.
Dalam catatan sejarah, pengamatan komet sudah dilakukan ratusan tahun lalu. Seiring perkembangan teknologi pengamatan, penemuan komet semakin banyak. Sudah ada ribuan komet yang ditemukan sekarang ini. Sering komet diberi nama sesuai dengan nama penemunya, baik seorang, dua atau lebih, bila ditemukan secara serentak. Contohnya Komet Shoemaker-Levy 9 yang sebagian materinya menabrak Yupiter pada tahun 1994. Komet itu ditemukan oleh pasangan Eugene dan Carolyn Shoemaker serta David H Levy pada 23 Maret 1993.
Tata cara penamaan lainnya adalah menurut tahun ditemukan dan diikuti huruf kecil pada tahun ditemukannya. Misalnya, komet ketujuh yang ditemukan pada tahun 2004 adalah 2004g.






Bagian Komet

BAGIAN – BAGIAN KOMET

a. Inti Komet
Merupakan bahan yang sangat padat , diameternya mencapai beberapa kilometer dan terbentuk karena penguapan bahan – bahan es penyusun komet dan berubah menjadi gas . Di sisi lain inti komet ialah gumpalan debu keras yang bisa menahan tumbukan, namun rapuh sehingga material akan berhamburan ketika ditabrak .Permukaannya memiliki bekas-bekas tumbukan dan hasil pelepasan gas menceritakan perjalanannya selama milyaran tahun..
b. Koma
Merupakan daerah kabut atau daerah yang mirip tabir di sekeliling inti . Koma berupa gas – gas semacam atmosfernya komet .
c. Lapisan Hidrogen
Merupakan lapisan yang menyelubungi koma , tidak tampak oleh mata manusia . Diameter awan hidrogen sekitar 20 Juta kilometer.
d. Ekor komet
Merupakan bagian yang memanjang dari komet yang panjangnya bisa mencapai ratusan juta kilometer .



***** admin from Internet *****

0 komentar

Posting Komentar