Kemudian bila kita berbicara tentang ketersediaan air di bumi, mungkin kita tidak akan heran bila hal ini menjadi sesuatu hal yang semakin riskan. Betapa tidak, beberapa fakta menyebutkan bahwa air menjadi masalah yang cukup serius dewasa ini. Seperti yang dilansir oleh Serambi Indonesia tanggal 6 November 2011, “Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengklaim krisis air bersih yang melanda dunia telah mencapai Indonesia dan menjadi permasalahan serius. Berdasarkan data WHO, setiap harinya tercatat 3.800 jiwa anak di dunia tewas karena kekurangan air” [2]. Selain itu Supreme Master TV pun menyebutkan, “Dalam 50 tahun mendatang, ada kemungkinan terjadi kekeringan yang tak dapat diubah (penggurunan permanen) di Amerika Serikat barat daya, Asia Tenggara, Amerika Selatan Timur, Australia Barat, Eropa Selatan, Afrika Selatan dan Afrika Utara (National Oceanic and Atmospheric Administration’s (NOAA), 2009)” [3]. Sehingga tidak salah bila semua orang patut melakukan antisipasi dan penanggulangan secara berkelanjutan agar masalah ini tidak berlanjut hingga parah.
Konservasi air, mungkin itulah jawaban yang paling tepat untuk mengatasi semua permasalahan tersebut. Lantas apa itu konservasi air? Seperti dikutip dari palafne.blogspot.com, konservasi berasal dari kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use) (Theodore Roosevelt (1902)) [4]. Sehingga cukup jelas bila dikatakan bahwa konservasi air berarti memelihara dan menjaga ketersediaan air dengan cara yang bijak. Memang banyak cara yang dapat dilakukan mulai dari konservasi sumber daya air di sungai, danau, waduk hingga konservasi tingkat sederhana di sekitar tempat tinggal. Selain itu, Pemerintah Indonesia sendiri melalui Direktorat Sumber Daya Air juga telah melakukan langkah – langkah strategis dan menetapkan konservasi air berkelanjutan sebagai misi utama pada 2025 [5].
Menurut IforaMana, konservasi sumber daya air itu tidak harus bersangkut paut dengan hal yang ekstrem. Masih banyak cara unik yang bisa dilakukan. Mungkin ada yang berpendapat cara – cara sederhana saja untuk konservasi air seperti tutup ujung keran air saat tidak digunakan, menggunakan air sisa cuci tangan untuk menyiram kebun, atau bahkan tidak membuang limbah rumah tangga secara berlebihan. Di luar itu semua, sebenarnya ada hal yang lebih penting yaitu penanaman kesadaran untuk berperilaku bijak dalam menggunakan air pada seluruh elemen masyarakat. Lah terus hubungannya? Jadi pada masa sekarang ini, walaupun pemerintah dan segala pihak sudah mencanangkan berbagai program konservasi sumber daya air, salah satunya seperti yang dilakukan http://lestariairku.dagdigdug.com tetapi apabila tidak ada dukungan berupa kesadaran dari masing – masing individu maka hasilnya juga sama saja yaitu akan sia – sia belaka. Kok bisa? Kita ketahui di era seperti sekarang ini, dukungan yang dilakukan beberapa pihak tidak maksimal, di satu sisi para generasi tua memberikan wejangan untuk bijak menggunakan air tetapi justru para generasi tua lah yang tidak menunjukkan perilaku bijak tersebut jadi jelas saja apabila di sisi lain para generasi muda tidak sepenuh hati menjalankan wejangan itu. Oleh karena itu diperlukan kerjasama yang sinergis antara para generasi tua dengan generasi muda agar nantinya tercipta situasi yang kondusif dimana generasi tua memberikan teladan yang baik dan para generasi muda kemudian mencontohnya dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari – hari dengan sepenuh hati. Sehingga akhirnya dari kesadaran akan timbul sebuah kebiasaan untuk menggunakan sumber daya air dengan bijaksana.